Selasa, 05 Oktober 2010

AL-MUTSANNA DALAM BAHASA ARAB

A.     PENDAHULUAN
Kalimat dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga macam, yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja) dan huruf.Ditinjau dari ilmu sharaf, Isim banyak pula bagian-bagiannya. Tergantung dari sisi mana kita melihat. Jika kita melihat dari segi bina’nya maka isim terbagi menjadi shahih dan mu’tal. Jika dilihat dari segi jenisnya isim terbagi kepada mudzakkar dan muannats. Jika kita lihat dari segi jumlah atau bilangannya maka isim terbagi menjadi tiga macam, yaitu mufrad (tunggal), mutsanna (dua) dan jamak (lebih dari dua).
Istilah mufrad dan jamak banyak kita temui dalam bahasa lain seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Berbeda dengan istilah mutsanna. Dalam makalah ini penulis akan menjadi memaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan mutsanna seperti syarat-syarat mutsanna, lafadz-lafadz yang tergolong mutsanna serta perbandingannya dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Mutsanna
المثنى لغة يقال: ثنّى الشيء أي ردّ بعضه على بعض فتثنّى و انثنى أي ارتدّ و انعطف بعضه على بعض.[1]المْثَُـَنىَّ هُوَ اِسْمُ ٌدَلَّ عَلَى اثْنَـْينِ أَوْ اثْنَتَـينِ بِزِيَادَةِ أَلِفٍ وَنُوْنٍ رَفْعًا, وَيَاءٍ وَنُوْنٍ نَصْبًا وَجَرًّا عَلىَ آخِرِهِ. [2] وَيُفْتَحُ مَاقَبْلَ يَاءِ اْلمُثَنىَّ فىِ حَالَتَينِ النَّصْبُ وَاْلجَرُّ  وَتَكُوْنُ النُّوْنُ مَكْسُوْرَةً فيِ جمَِيْعِ حَالاَتِ اْلاِعْرَابِ.[3]
Al-mutsanna ialah kata benda yang menunjukkan dua baik yang mudzakkar ataupun muannats dengan menambahkan di akhirnya alif dan nun ketika rafa’ serta ya dan nun ketika nashab dan jar. Difatahkan huruf sebelum ya ketika nashab dan jar sedangkan nun selalu di-kasrahkan dalam kondisi apapun.
Dari defenisi di atas diketahui bahwa mutsanna ialah kata benda yang menunjukkan dua atau istilah lainnya double dengan cara menambahkan alif dan nun atau ya dan nun pada akhir kata yang mufrad

2.      al-Mutsanna dalam Bahasa Arab
Pembahasan tentang tatsniyah dalam bahasa Arab adalah pembahasan yang sangat bagus untuk dikaji secara mendalam. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya buku-buku Arab yang membahas tentang topic ini.
Tatsniyah atau mutsanna adalah fenomena bahasa yang terjadi di dalam bahasa Semith, Yunani dan bahasa Sanskerta. Ia juga punya pengaruh terhadap bahasa Jerman. Meski demikian kita bisa katakan bahwa tatsniyah ada fenomena bahasa yang terjadi di bahasa Arab.
Dalam pembahasan ini kita perlu perhatikan kata   اثنان ia termasuk nama bilangan dan nama hari. Kata اثنان (itsnani) adalah kata tertua dalam bahasa Semith.
الاثنان adalah salah satu nama hari dalam bahasa Arab. Orang-orang arab pada zaman jahiliyah tidak menamakan hari-hari mereka dengan isim mufrad. Kata  الاثنان juga merupakan nama bilangan yang dicantumkan dalam kamus-kamus Arab. Diantaranya adalah fi’il ثنى dan isim ثِـْنى yang mungkin isim mufradnya adalah   اثنatau          ثن
Lafadz   اثنان   berasal   dari  bahasa Semith. Dalam bahasa ‘Ibriyah  ثنايم  untuk mudzakkar dan   ثتايم untuk muannats. Dalam bahasa Nejed سنزى  atau سانيت yang berarti hari kedua dalam seminggu. Tidak berbeda halnya dengan bahasa Aramiyah dan Siryaniyah yaitu  ترين(tren) untuk mudzakkar dan ترتين untuk muannats.
Lafadz ini masih hidup dalam bahasa Libanon. Mereka memakainya untuk makna teman dalam permainan yang menuntut dua orang pelaku.
Dalam bahasa Arab lafadz yang menunjuk dua contohnya adalah kata زوج Sebagaimana firman Allah :
u$uZøŠs)ø9r&ur $pkŽÏù zÓźuru $uZ÷Fu;/Rr&ur $pkŽÏù `ÏB Èe@ä. £l÷ry 8kŠÎgt/ ÇÐÈ
selain itu juga lafadz  كلاuntuk mutsanna mudzakkar, كلتا Untuk mutsanna muannats.
Ahli nahwu Arab membahas hal ini. Terutama I’rab mutsanna. Menurut mereka alif dalam kata كلا adalah tanda I’rab dan alif pada kata كلتا  (kilta) adalah tanda untuk muannats. Kemudian ulama Kufah berpendapat bahwa alif pada kata  كلا (kila) dan كلتا (kilta) adalah untuk menunjukkan tatsniyah. Menurut ulama Kufah lafadz dan artinya sama-sama menujukkan dua.
Menurut ulama Kufah juga, kata  كلا (kila) berasal dari kata كل (kullu) kemudian lam dibuang dan diganti dengan alif untuk mudzakkar dan ta untuk muannats. Dalam bahasa Aramean Biblique tatsniyah digunakan untuk anggota badan yang berpasangan seperti  يداين(dua tangan),  رجلاين (dua kaki). Tanda tatsniyah-nya adalah ي dan ن .Dalam bahasa Habsyiah tidak mengenal mutsanna kecuali bagi orang-orang pindahan yang tertinggal. Tandanya adalah (a) seperti dalam kata عشرا yang artinyaعشرون  . Dalam bahasa ‘Ibriyah, mutsanna digunakan juga untuk anggota badan yang berpasangan dan benda-benda yang mempunyai dua belahan seperti المقص (gunting) dan الميزان (timbangan). Tanda tatsniyah dalam bahasa ‘Ibriyah adalah ya dan mim yang difatahkan sebelumnya. [4]
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa tanda-tanda mutsanna adalah alif dan nun atau ya dan nun yang difatahkan huruf sebelumnya. Membahas tentang fenomena bahasa dapat dikatakan bahwa mutsanna adalah fenomena bahasa yang khusus terjadi dalam bahasa Arab dengan segala aturan dan syarat-syarat yang dimilikinya.
 Namun jika kita melihat pada Al-Qur’an ditemukan beberapa kalimat yang tidak sesuai dengan qawaid yang telah ditetapkan untuk tatsniyah. Seperti firman Allah dalam surat Yusuf ayat 99 dan 100.[5]
$£Jn=sù (#qè=yzyŠ 4n?tã y#ßqム#ur#uä Ïmøs9Î) Ïm÷ƒuqt/r& tA$s%ur (#qè=äz÷Š$# uŽóÇÏB bÎ) uä!$x© ª!$# tûüÏZÏB#uä ÇÒÒÈ yìsùuur  Ïm÷ƒuqt/r& n?tã ĸöyèø9$# (#ryzur ¼çms9 #Y£Úß ….       
        Pada awal ayat ada kalimat m÷ƒuqt/r& yang menunjukkan mutsanna tetapi diikuti oleh kata #ryz  yang menunjukkan jamak. Selain itu juga ada surat al-Hajj ayat 19:
* Èb#x»yd Èb$yJóÁyz (#qßJ|ÁtG÷z$# Îû öNÍkÍh5u ( ………
           Namun ada juga kita temukan ayat yang sesuai dengan kaidah mutsanna seperti sura Thaha ayat 63:
(#þqä9$s% ÷bÎ) Èbºx»yd  ÈbºtÅs»|¡s9 Èb#yƒÌãƒ br& Oä.%y`̍øƒä ô`ÏiB Nä3ÅÊör& $yJÏd̍ósÅ¡Î0 $t7ydõtƒur ãNä3ÏGs)ƒÌsÜÎ/ 4n?÷WßJø9$# ÇÏÌÈ
Ulama nahwu berpendapat bahwa alasan adanya ayat yang tidak sesuai dengan kaidah tatsniyah tersebut adalah karena menurut mereka pemakaian tanda jamak dalam kata tersebut, maknanya sudah mengandung tatsniyah.
Dalam pembahasan tentang mutsanna juga ada istilah mutsanna taghlibi yaitu istilah yang dipakai untuk memberi nama pada dua benda yang hampir sama satu sama lain. Baik karena kemuliaanya, kemasyhurannya ataupun karena peranannya. Maka ditulislah sebutan tersebut dengan mutsanna. Yang mengandung arti nama untuk dua benda itu. Contoh :
العمران       : لأبي بكر وعمر
القمران       : للشمس والقمر[6]
الأبيضان      : اللبن والماء
الأجدان       : الليل والنهار
الأحمران      : الذهب والزعفران
الأذانان       : الأذان والإقامة[7]

Mutsanna adalah pembahasan yang tidak dibahas terlalu mendalam kecuali dalam bahasa Arab Karena dalam Indonesia dan bahasa Inggris hanya ditemukan bentuk tunggal (satu) dan jamak (lebih dari satu). Dari contoh-contoh yang sudah dipaparkan tadi lebih menguatkan bahwa bahasa Arab punya kelebihan dari bahasa-bahasa lain di dunia. Al-Qur’an merupakan bukti keindahan uslub-uslub yang ada dalam bahasa arab.

3.      Syarat-syarat Tatsniyah
Sayid Ahmad al-Hasyimi dalam bukunya al-Qawaid al-Asasiyah li al-Lughah al-‘Arabiyah berpendapat bahwa syarat-syarat suatu kata bisa dijadikan tatsniyah ada delapan[8]. Yaitu:
a.       Mufrad. Kata benda yang berbentuk mutsanna atau jamak, ism jama’, dan ism jins tidak bisa diubah menjadi bentuk mutsannaكتاب – كتابان
b.      Mu’rab. Kata benda yang mabni tidak bisa diubah menjadi mutsanna. Seperti isim isyarah, istifham dan lain-lain.
c.       Tidak murakkab. Kata yang murakkab tidak bisa diubah menjadi mutsanna
d.      Nakirah. Ism ‘alam tidak bisa diubah kepada tatsniyah جمادى الأولى-جمادى الثانية- جمادين
e.       Ittifaq al-lafdz. Tidak boleh mutsanna pada isim yang hanya ada satu (tidak ada yang kedua) Contoh شمس
f.        Ittifaq al-ma’na. musytarak tidak boleh mutsanna baik musytarok lafdzi maupun majazi. Contoh   الأحمران : للذهب والزعفران
g.       Tidak istisna’. Tidak boleh mutsanna pada huruf istisna’     سواى
h.       Keberadaannya dapat dilihat. Tidak boleh mutsanna pada kata   الشمس-القمر-سهيل
4.      Lafadz-lafadz yang Tergolong Mutsanna
Mengenai lafadz-lafadz yang tergolong mutsanna terdapat banyak kesamaan pendapat dari para ahli nahu[9]. Diantaranya pendapat Fuad Ni’mah dalam bukunya Mulakhkhash Qawaid al-Lughah al-‘Arabiyah mengatakan bahwa ada lima lafadz yang tergolong mutsanna, yaitu:
 اثنان- اثنتان-ثنتان  baik ketika idhafat kepada dhahir atapun dhamir. كلا-كلتا Dengan syarat idhafat kepada dhamir.

5.      Mutsanna dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Mutsanna adalah suatu istilah yang sulit untuk ditemukan padanannya dibahas Indonesia. Karena dalam bahasa Indonesia hanya didapati istilah tunggal dan jamak. Tunggal adalah satu dan setiap yang lebih dari satu adalah jamak. Namun tidak demikian dengan bahasa arab. Dalam bahasa arab, ada istilah untuk yang bermakna dua. Jadi jamak bukannya sesuatu yang lebih dari satu, akan tetapi lebih dari dua. Sesuatu yang bermakna dua disebut dengan tatsniyah atau mutsanna.[10]
Contoh:        قلم(satu buah pena), قلمان (dua buah pena),  اقلام (banyak pena/beberapa pena).
Seperti halnya bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris juga tidak ada istilah mutsanna. Yang ada hanya singular (tunggal) dan plural (jamak). Dalam bahasa Inggris juga ada bebrapa aturan dalam merubah sebuah kata benda tunggal kepada bentuk jamak[11]. Yaitu:
a.       Dengan menambahkan “s” atau “es” pada akhir kata benda. Akhiran “es” hanya untuk kata kerja yang huruf akhirnya s, ss, ch, x atau z. Contoh:
Singular      : book                          Plural    : books
                   Class                                         classes
                   Beach                                       Beaches
                   Box                                           Boxes           
b.      Kata benda yang akhirannya “f” harus diganti dengan “v” lalu ditambahkan “es” jika ingin merubahnya dari singular menjadi plural. Contoh:
Singular      : Knife                          Plural                : Knives
                    Wife                                                     Wives
                    Self                                                      Selves
c.       Kata benda yang akhirannya “y” harus diganti dengan “i” lalu ditambahkan “es” jika ingin merubahnya dari singular menjadi plural. Contoh:
Singular      : ally                             Plural                : allies
                    Spy                                                      Spies




C.     KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengna mutsanna:
1.      Mutsanna adalah istilah yang dipakai dalam bahasa Arab untuk menunjukkan benda yang jumlahnya dua. Dengan cara menambahkan alif dan nun atau ya dan nun pada akhirnya sesuai dengan kondisi I’rab kata tersebut
2.      Syarat-syarat tatsniyah ialah mufrad, mu’rab, tidak murakkab, nakirah, ittifaq lafdzi, ittifaq ma’na, tidak istisna’ dan jelas keberadaannya
3.      Lafadz-lafadz yang tergolong mutsanna ialah اثنان- اثنتان-ثنتان- كلا-كلتا
4.      Istilah mutsanna tidak ada di dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Yang ada pada dua bahasa tersebut hanya istilah tunggal (satu) dan jamak untuk menamakan sesuatu yang lebih dari satu.




[1] Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1992),    h, 75
[2] Al-Sayid    Ahmad     al-Hasyimi, al-Qawa’id  al-Asasiyah li al-Lughah al-‘Arabiyah,  ( Jakarta: Dinamika Berkah Uama ), h. 55
[3] Fuad Ni’mah, Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyah, (Beirut: Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah), h. 17
[4] Ibrahim al-Samiriy, Fiqh Lughah al-Muqaran, (Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin), h, 75-80
[5] Ibid, h, 81-84
[6] Ibid, h, 90-91
[7] http://www.drmosad.com/index16.htm  diakses tanggal 10 Mei 2010

[8] Al-Sayid    Ahmad     al-Hasyimi, Op.cit, h. 57-59, pendapat yang sama dikemukakan oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakar  al-Suyuthi dalam buku Ham’u al-Hawami’ fi Syarh Jam’u al-Jawami’
[9] Fuad Ni’mah, Op.cit, h. 19 (lihat juga Al-Sayid    Ahmad     al-Hasyimi, al-Qawa’id  al-Asasiyah li al-Lughah al-‘Arabiyah, h, 57. ia berpendapat bahwa lafadz-lafadz yang tergolong kepada mutsanna adalah  اثنان- اثنتان-ثنتان- كلا-كلتا
[10] http://arabic.web.id/dasar-pengenalan/perubahan-isim-dari-bentuk-tunggal-ke-dua-dan-jamak/ diakses tanggal 10 Mei 2010
[11] http://www.englishclub.com/grammar/verbs-m_plural-singular.htm diakses tanggal 10 Mei 2010

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino Resort - MapyRO
    Harrah's 포항 출장마사지 Cherokee Casino Resort is 광명 출장샵 located in Murphy, 사천 출장마사지 North Carolina 전주 출장안마 and is 제주도 출장마사지 open daily 24 hours. The casino is owned by the Eastern Band of the Cherokee

    BalasHapus